Baterai litium menggunakan logam litium sebagai elektroda dan menghasilkan arus melalui transmisi elektron. Karena mudah menghasilkan dendrit dan menyebabkan ledakan, penerapannya sudah lama tidak digunakan lagi. Baterai lithium adalah baterai primer.
Baterai litium ion diisi dan dikosongkan dengan mentransfer ion litium, terutama menggunakan oksida logam yang didoping litium sebagai elektroda. Baterai lithium ion adalah baterai sekunder yang dapat diisi ulang.
1.
Baterai primer litiumJuga disebut baterai litium primer. Itu bisa keluar secara terus menerus atau sebentar-sebentar. Setelah daya habis, tidak dapat digunakan lagi, dan banyak digunakan pada produk elektronik dengan konsumsi daya rendah, seperti kamera. Pengosongan mandiri baterai primer litium sangat rendah, dan dapat disimpan selama 3 tahun. Efeknya akan lebih baik jika disimpan di cold storage. Ini adalah metode yang baik untuk menyimpan baterai primer litium di tempat bersuhu rendah. Tindakan pencegahan: Tidak seperti baterai litium ion, baterai primer litium tidak dapat diisi dayanya, yang sangat berbahaya!
2. Baterai litium ion
Juga disebut baterai litium sekunder. Dapat disimpan lebih dari setengah tahun pada suhu 20 ℃, karena laju pelepasan sendiri sangat rendah dan sebagian besar kapasitasnya dapat dipulihkan.
Ada fenomena self-discharge pada baterai litium. Jika tegangan baterai di bawah 3.6V dalam jangka waktu lama, hal ini akan menyebabkan pengosongan baterai yang berlebihan, yang akan merusak struktur internal baterai dan mengurangi masa pakai baterai. Oleh karena itu, baterai lithium yang disimpan dalam jangka panjang harus diisi ulang setiap 3-6 bulan, yaitu tegangannya harus 3,8~3,9 V (tegangan penyimpanan optimal baterai lithium adalah sekitar 3,85 V), dan kedalaman pengosongan harus 40% - 60%. Seharusnya tidak terisi penuh. Baterai harus disimpan di lingkungan yang kering pada suhu 4 ℃~35 ℃ atau dalam kemasan tahan lembab. Jauhkan dari panas dan sinar matahari langsung.