2023-11-20
Bisnis丨Merek Tiongkok menonjolkan potensi pasar Indonesia
Saat mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Indonesia, wisatawan kerap dikejutkan dengan banyaknya baliho yang mengiklankan perusahaan China seperti pembuat ponsel pintar Oppo.
Saat memasuki pusat perbelanjaan kelas atas di Jakarta, konsumen juga memperhatikan merek-merek Tiongkok yang menjadi sorotan. Oppo memiliki poster setinggi tiga lantai di Gandaria yang memamerkan smartphone lipat terbarunya. Di Plaza Indonesia yang menampung merek-merek mewah internasional seperti Louis Vuitton dan Chanel, Oppo juga memiliki toko yang dirancang dengan baik, kewalahan dengan konsumen yang mencoba produk terbarunya.
Kehadiran yang begitu mencolok ini menunjukkan popularitas Oppo di Indonesia – sebuah contoh bagaimana perusahaan-perusahaan Tiongkok bersemangat untuk menjajaki ekonomi terbesar di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Jim Zhang, CEO Oppo Indonesia, mengatakan: “Indonesia memiliki populasi hampir 280 juta jiwa dengan sekitar 5 juta bayi lahir setiap tahunnya. Dari struktur usia pasar konsumen, Indonesia patut dicermati.”
“Sementara itu, Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat dalam satu dekade terakhir dan tingkat pendapatan konsumen lokal telah meningkat, sehingga memungkinkan mereka untuk membelanjakan lebih banyak uang,” kata Zhang.
Arsjad Rasjid, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengatakan vitalitas perekonomian Indonesia telah menarik banyak perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi, dengan fokus mereka pada bidang-bidang seperti manufaktur, konstruksi, energi, internet, dan teknologi.
Menurut statistik dari pemerintah Indonesia, investasi langsung perusahaan Tiongkok di negara ini mencapai $8,23 miliar pada tahun 2022, melonjak sebesar 160 persen dibandingkan tahun lalu, mencapai rekor tertinggi dan menduduki peringkat kedua sebagai sumber investasi asing terbesar di Indonesia. .
Bank investasi AS Goldman Sachs juga memperkirakan dalam laporannya bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Untuk mewujudkan prospek cerah tersebut menjadi kenyataan, perusahaan-perusahaan Tiongkok berusaha keras untuk melokalisasi produk, tim manajemen, dan strategi pemasaran mereka dengan lebih baik.
Oppo, misalnya, kini merambah pasar ponsel pintar kelas atas setelah berhasil mengalahkan Samsung sebagai merek ponsel pintar papan atas di Indonesia pada kuartal kedua dengan pangsa pasar 20 persen.
Andy Shi, presiden Oppo Asia Pasifik, mengatakan, "Kami bertujuan untuk bersaing langsung dengan Samsung di segmen di atas $800 dengan ponsel pintar lipat andalan kami."
Ambisi tersebut didukung oleh kinerja kuat Oppo di pasar lokal. Setelah sepuluh tahun bekerja keras menjajaki pasar Indonesia, Oppo sudah memiliki fondasi yang kuat. Ini memiliki lebih dari 65 juta pengguna aktif di negara ini, mengembangkan sekitar 15,000 pengecer lokal dan 20,000 toko distribusi.
“Kami telah menjadi merek dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir. Sekarang adalah waktu terbaik untuk menembus pasar kelas atas,” kata Shi.
Pada kuartal kedua, smartphone seri Find N2 Flip besutan perusahaan ini menjadi model nomor satu di antara smartphone lipat di Indonesia, dengan pangsa pasar sebesar 65 persen, kata perusahaan riset pasar Canalys.
Keberhasilan ini sebagian disebabkan oleh strategi Oppo dalam membuka toko yang dirancang dengan baik dengan produk kompetitif di pusat perbelanjaan kelas atas.
Toko-toko tersebut, yang disebut Galeri Oppo, didekorasi lebih mirip museum seni dibandingkan toko ponsel pintar. Acara merek menarik diadakan di mana konsumen juga dapat menikmati kopi gratis dan selebriti internet lokal sering muncul. Sebagai perbandingan, merek smartphone lain seperti Samsung tidak memiliki toko andalan sebesar ini di Indonesia.
“Oppo Gallery Plaza Indonesia memiliki penjualan satu toko tertinggi di Asia Pasifik untuk Find N2 Flip,” kata Patrick Owen, chief marketing officer Oppo Indonesia.
Oppo juga telah membangun pabrik di Indonesia yang merupakan pabrik smartphone terbesar di Tanah Air. Meliputi area seluas 130.000 meter persegi, pabrik ini memiliki sekitar 2.000 karyawan selama musim puncak dan dapat memproduksi 28 juta ponsel per tahun dengan kapasitas penuh.
Menyadari peluang yang ada di Indonesia, merek ponsel pintar Tiongkok lainnya, seperti Vivo dan Xiaomi, serta perusahaan otomotif, internet, dan energi Tiongkok, juga meningkatkan investasi di negara ini.
Dari bijih nikel dan baja hingga baterai listrik dan kendaraan listrik, perusahaan-perusahaan Tiongkok, termasuk pembuat baterai kendaraan listrik Contemporary Amperex Technology Co Ltd, produsen mobil Wuling dan Chery, serta perusahaan internet, seperti Douyin dan Shein, secara bertahap telah membentuk rantai industri yang lengkap di Indonesia.
Menurut data asosiasi industri otomotif Indonesia, pada tahun 2022, Wuling menguasai 78 persen pasar kendaraan listrik lokal.
“Hampir semua perusahaan teknologi dan lembaga investasi besar Tiongkok datang ke Indonesia tahun ini. Mereka semua melihat pasar,” kata Zhang dari Oppo.